Cemas Terhadap Rezeki itu Pertanda Rusaknya Hati


Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad di dalam salah satu kitabnya mengatakan : Di antara tanda-tanda rusaknya hati adalah cemas terhadap rezeki.

Apakah kamu tidak melihat bahwa Dia yang Mahasuci memberi rezeki kepada orang-orang kafir yang menyembah selain-Nya ? apakah menurut pendapatmu Dia tidak akan memberi rezeki-Nya kepada orang-orang yang beriman yang tidak menyembah selain Dia ? Dia memberi rezeki kepada orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya dan melanggar perintah-perintah-Nya. Apakah Dia tidak akan memberi rezeki kepada orang-orang yang taat kepada-Nya, memperbanyak dzikir, dan bersyukur kepada-Nya ?

Ketahuilah, sesungguhnya tidak menjadi masalah jika kamu bergerak mencari rezeki selama melakukannya dengan cara yang dibolehkan oleh syari’at Islam. Akan tetapi, yang menjadi masalah adalah jika hati tidak dapat tenang, pikiran, kesenangan dan kegelisahannya di sebabkan persoalan rezeki. Tanda-tanda rusaknya hati seseorang adalah jika ia mencemaskan kebutuhannya pada masa yang belum terjadi, seperti hari dan bulan yang akan datang. Dan juga ucapannya, “ Jika ini habis, apakah mungkin datang selain ini ? Jika rezeki tidak datang dengan cara ini, dari mana lagi akan datang rezeki ? “

Masalah melepaskan diri dari peyebab dan keterikatan dengan sebab, merupakan dua kedudukan yang diberikan oleh Allah kepada Hamba-hamba-Nya yang dikehendaki. Seseorang yang berada pada kedudukan lepas dari sebab-sebab maka ia harus memiliki keyakinan yang kuat, dada yang lapang dan selalu senantiasa beribadah.

Adapun seseorang yang diletakkan oleh Allah pada kedudukan terikat dengan sebab-sebab maka ia harus bertakwa kepada Allah pada kehidupannya dan bersandar kepada Allah, tidak selain-Nya. Hati-hatilah dari kesibukkan atas rezeki dan melupakan perbuatan taat kepada-Nya. Kadang-kadang muncul pada seorang murid lintasan-lintasan tentang kecemasan masalah rezeki atau sifat beramal karena menginginkan pujian makhluk dan lain-lainnya. Hal seperti itu bukanlah merupakan suatu yang hina atau berdosa bila ia membencinya dan berusaha menghilangkan dari hatinya.

0 komentar :

Posting Komentar